Bogor, KOMPAS.com – Indonesia milik potensi menarik kunjungan wisatawan yang berasal Myanmar. Salah satunya adalah melalui promosi wisata budaya, misal Candi Borobudur di Jawa Tengah.
Meski sudah mengenal Candi Borobudur, masyarakat Myanmar milik karateristik tersendiri yg dapat dicermati. Pelaksana Sosial Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia Yasitha Murthias milik dua pendapat terkait karakteristik masyarakat Myanmar yg biasa berlibur ke luar negeri.
BACA JUGA: Tarik Turis Myanmar, Indonesia Bisa Promosi Wisata Budaya
Menurut perempuan yg biasa disapa Itha ini, keinginan masyarakat Myanmar bagi berlibur ke luar negeri kelihatan meningkat. Hal itu lantaran pengaruh dari pergantian pemimpin dari latar belakang militer menjadi demokrasi.
“Myamar sendiri mampu dibilang negara yg baru dua tahun belakangan terbuka. Apalagi setahun terakhir ada pergantian politik dari sebelumnya rezim militer ke pemerintahan demokrasi, masyarakat semakin meningkat keinginannya pergi ke luar negeri, kalangan menengah ke atasnya bertambah,” kata Itha kepada KompasTravel di sela-sela Rapat Koordinasi Pariwisata Wilayah Asia Tenggara di Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/2/2017) malam.
Menurutnya, masyarakat Myanmar umumnya pergi ke luar negeri bersama berkeluarga. Untuk tren destinasi wisata, masyarakat Myanmar gemar pergi ke China dan Singapura.
“Memang sih mereka masih didominasi oleh masyarakat menengah ke atas dan berpendidikan universitas. Mereka senang ke wilayah Asia seperti China dan Singapura. Itu beberapa top tujuan mereka. Kalau Indonesia kalian belum ada data pasti. Dari pihak Myanmar dan Kementerian Pariwisata kami belum bisa data pasti,” ujar Itha.
BACA JUGA: Mengapa Semua Laki-laki dan Perempuan Myanmar Pakai Sarung?
Dia menambahkan, turis Myanmar suka berwisata belanja dan hiburan ke Singapura dan China.
“Di Singapura banyak tempat-tempat hiburan yg segmennya keluarga dan anak muda. Overall orang Myanmar itu 64 persen ke Asia, ytermasuk China dan Singapura. Singapura itu 20 persen dari turis outbound mereka. Total outbound-nya mereka belum kita belum dapat,” jelasnya.
Rapat Koordinasi Promosi Pariwisata Wilayah Asia Tenggara diikuti oleh perwakilan dinas pariwisata daerah, Kementerian Pariwisata, perwakilan Kedutaan Besar, dan Konsulat Jenderal Indonesia di wilayah Asia Tenggara. Rapat koordinasi berlangsung akan tanggal 1-3 Februari 2017.
Sumber: http://travel.kompas.com