Kayong Utara, Kalbar – Beritainvestigasi.com. Sebulan lalu keluarga besar sempat gempar mendapat kabar kematian saudaranya yang merupakan seorang pengusaha muda bernama Hendrikus Hendra alias Aphin, di Kecamatan Bodok wilayah hukum Polres Sanggau, tepatnya pada 12 Oktober 2021.Dibalik kematian Aphin diduga ada sabotase didapati hal yang tidak wajar dan kejanggalan oleh saudara kandung almarhum yang sempat dilaporkan ke Kepolisian Polres Sanggau, bahkan telah dilakukan pembongkaran kuburan guna dilakukan otopsi, perihal tersebut sempat ramai diberitakan oleh beberapa media online.
Saudara-saudari Alm Aphin yang diwakili oleh Santi An’nisa berupaya mencari tahu penyebab kematian saudaranya dan meminta keadilan, namun apa yang diharapkan tak kunjung didapatkan. Hal itu seperti diutarakan Novita Sari kepada media ini.
“Saya merasa kasus abang saya ini udah tidak sehat bang, karena semua alat-alat bukti yang kami dapat kami kirimkan ke penyidik KBO nya selalu dimentalkan dan sampai saat ini hasil autopsi abang saya belum juga diberikan, padahal kami sudah meminta dan memohon sebagai pelapor tapi tak kunjung diberikan,” tutur Novita.
Lanjut Novita menuturkan, pihaknya berulangkali mempertanyakan hasil autopsi namun tak pernah mendapat penjelasan.
“Terus kalau kami tidak bertanya bagaimana kasus abang saya, tim penyidik tidak ada yang memberitahu sampai dimana hasil penyelidikannya dan selalu saja jawabannya belum ada titik terang,” lanjut Novita.
Menurut Novita dalam pencarian keadilan itu, pihaknya malah dimusuhi oleh keluarga inti Abangnya (Alm Aphin red), dan hal itu menambah kecurigaan yang mendalam.
“Kami hanya mencari keadilan buat abang kami, tapi kami dimusuhi oleh keluarga inti abang kami, bahkan kontak WA kami sampai diblok, padahal kami tidak menuduh siapapun, kami hanya ingin mencari keadilan buat abang kami. Seharusnya sebagai keluarga saling mendukung. Orang tua saya sudah tua bang, mereka nangis-nangis sampai sakit -sakitan gak bisa terima kepergian abang kami dengan cara tidak wajar begitu,” cetusnya.
Hal senada dikuatkan oleh saudara kandungnya, Santi An’nisaa, bahwa pihaknya merasakan ada ketidak beresan dalam persoalan yang menimpa saudaranya Alm Aphin, serta banyak sekali kejanggalan mulai dari sebab kematian hingga hasil autopsi yang diduga dipersulit oleh oknum di Polres Sanggau.
” Saya merasakan kejanggalan dibalik kematian Abang saya, yang mana dari foto-foto terlihat ada bekas jeratan tali dilehernya, terdapat lebam dibeberapa bagian tubuh, hidung yang membengkak, dan cara penanganan jenazah yang sangat tidak wajar, hal itu semua menimbulkan kecurigaan pada keluarga kami,” ujar Santi An’nisaa.
Guna mendapatkan kejelasan ia yang dari Jakarta harus bersusah payah datang ke Sanggau mencari keadilan dengan melaporkan atas kejanggalan dari kematian saudaranya hingga meminta untuk autopsi.
“Saya dari Jakarta harus pulang ke Kalbar untuk mencari keadilan, namun hingga saat ini kami belum mendapatkan kepastian. Sepertinya masyarakat kecil seperti kami ini sulit untuk mendapat keadilan,” ucap Santi Sedih.
Santi membeberkan ada dugaan untuk mengaburkan kasus yang sedang diperjuangkan pihaknya.
” Dugaan kami ada upaya untuk mengaburkan kasus ini oleh oknum, setiap kali meminta hasil autopsi selalu ada dalih dari pihak penyidik, dan KBO Reskrim, kenapa sulit sekali kami mendapat keadilan ada apa sebetulnya dibalik semua ini,” kata Santi penuh tanya.
Santi An’nisaa berharap kasus yang sedang menimpa Alm. Abangnya segera ada kepastian dan berharap keluhan dari pihaknya didengar oleh pimpinan tertinggi di Polri.
” Harapan kami ada keadilan buat Abang kami, semoga perihal ini bisa menjadi perhatian bapak Kapolri, sesuai dengan visi bapak Kapolri yakni Polri yang Presisi yang mengedepankan keadilan dan pelayanan terhadap masyarakat, Pak Kapolri tolong !!! Kami Mencari keadilan,” ucapnya penuh harap.
Menurutnya Sudah genap 1 bulan belum ada kejelasan mengenai hasil autopsi.
” Pada tanggal 25 November saya Coba kembali minta hasil autopsi ke Pak Mujiono selaku KBO, karena terhitung sudah genap 1 bulan sejak autopsi dilakukan, namun pak Mujiono malah menyuruh saya ke Polres Sanggau jika ada pulang ke Kalbar lagi, agar bisa dijelaskan oleh Kasat, tapi 10 hari sebelumnya saya juga sudah hubungi Kasat, dan beliau bilang akan segera hubungi saya, namun hingga saat ini faktanya tidak kunjung menghubungi saya,” pungkasnya.
Dilain pihak, Mujiono KBO Reskrim Polres Sanggau saat dikonfirmasi mengatakan agar dikonfirmasi langsung ke Kasat.
“Pagi bang , silahkan ke Kasat Reskrim langsung bang,” kata Mujiono melalui pesan WhatsApp Minggu (28/11/2021) pagi.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Sanggau, AKP Tri Prasetiyo saat dikonfirmasi hingga berita ini di tayangkan belum ada jawaban. (Vr).