Warga padati halaman SMPN 4 saat pemutaran Film karya anak daerah(Simpang Mandiri Productions)
Kayong Utara, Kalbar – Beritainvestigasi.com Kegiatan Sinema Mikro “Pepadah Film” hari kedua yang merupakan acara nonton bareng dan diskusi bertempat di halaman SMPN 4 Desa Pemangkat, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara Sabtu (13 Juli 2024).
Pada acara yang berlangsung meriah dengan serangkaian acara yang memikat perhatian masyarakat itu dihadiri oleh Raja Simpang Matan, pihak Desa, Guru Sekolah dan Siswa serta masyarakat setempat.
Di permulaan acara diawali dengan penampilan dari musisi “Harmonia” yang membuat masyarakat merasa terhibur dengan tembang lagu-lagu khas Melayu.
Kemudian dibuka dengan sambutan dari Raja Simpang Matan, Gusti Muhammad Hukma sekaligus mewakili panitia acara, dan dilanjutkan oleh Yusuf selaku ketua BPD yang merupakan perwakilan pemerintah Desa Pemangkat.
Dalam sambutan nya Raja Simpang Matan menyampaikan bahwa tujuan pemutaran film dan diskusi adalah untuk membangkitkan gairah masyarakat untuk melestarikan seni budaya.
“Adapun tujuan dari program ini adalah untuk menyebarluaskan informasi melalui media film, serta membuka ruang ruang diskusi di tingkat akar rumput mengenai pentingnya pelestarian kebudayaan secara luas”. ungkap Raja.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua BPD Desa Pemangkat menyambut baik adanya kegiatan tersebut yang dapat memotivasi generasi muda.
“Kami sangat mengapresiasi dan berterimakasih atas penyelenggaraan acara ini di desa kami, ini dapat menjadi motivasi yang positif terutama bagi generasi muda khususnya di desa kami ini, “ucap Yusuf Ketua BPD.
Usai sambutan acara dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipimpin oleh Miftahul Huda selaku Moderator, dengan menghadirkan tiga orang narasumber yaitu ; Isya Fachrudi dari ketua Tima Ahli Cagar Budaya yang menerangkan mengenai asal-usul masyarakat kayong. Kemduian Nara sumber berikutnya Raden Jamrudin yang mempertegas paparan sebelumnya, serta Raden Jamahari yang memberikan pemeparan mengenai adat berbusana melayu.
Acara semakin meriah dengan hiburan grup musik harmoni yang dipimpin oleh Taufik yang kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film berjudul ‘Nirmala’, yang pernah menjuarai film terbaik di Festival Film Pendek Kalimantan Barat tahun 2019.
Adapun inti dari film Nirmala adalah mengenai mitos dan tradisi penunggu sungai.
Film kedua yang diputar adalah ; “’Rimba Kumang” yang berisi tentang perjalanan hidup penjaga hutan adat terakhir yang kerap dinamai dengan Rimba Kumang. Film ini terinspirasi dari kisah nyata yakni Almarhum Tok Lang Kadir seroang penjaga hutan adat di desa Rantau Panjang yang meninggal pada tahun 2018 silam.
Diakhir acara pembagian dorprize untuk tiga pemenang. Seluruh acara berlangsung dengan lancar dan penuh semangat dari para penonton serta tim. Masyarakat yang hadir merasa puas dan mendapatkan pengalaman serta wawasan yang baru tentang tradisi dan budaya lokal melalaui diskusi dan pemutaran film yang diadakan.
Sr/Red