Hasil ini ditemukan setelah peneliti mengamati 15 orang yg memiliki ketakutan tertentu pada gambar. Peneliti memamerkan gambar yg mereka takuti dengan memberikan kejutan listrik kecil sambil memberikan bau. Ini dimaksudkan agar para partisipan mengasosiasikan bau tersebut dengan ketakutan yg mereka miliki.
Selanjutnya partisipan diminta bagi tidur. Ketika tidur, mereka diberikan bau yg memicu ingatan pada hal yg mereka takuti. Namun bedanya peneliti tidak memberikan kejutan listrik. Setelah terbangun ternyata ketakutan partisipan pada gambar dan bau tersebut perlahan menghilang, meskipun mereka tidak tahu bahwa mereka mencium bau tersebut ketika tidur.
Eksperimen ini diulang dalam keadaan yg berbeda, termasuk saat partisipan tak tidur. Namun hasilnya berbeda dengan saat mereka tidur. Penelitian ini memperlihatkan bahwa saat tidur kemungkinan seseorang mengalami tingkat kesadaran tertentu sehingga terapi dapat segera berkaitan dengan memori tentang rasa takut.
Peneliti juga menjelaskan bahwa ketika tidur aktivitas otak lebih aktif dalam hal pembelajaran dan ingatan, terutama ingatan yg berkaitan dengan emosi. Ingatan jangka pendek yg belum tertanam dengan kuat lebih gampang buat dimodifikasi, seperti dilansir oleh Live Science.
Pada penelitian ini ilmuwan juga coba menghilangkan bau ketika partisipan tertidur. Dan nyatanya efeknya tidak sama dengan saat partisipan mencium bau yg berkaitan dengan ketakutan mereka. Meski begitu, mereka tidak percaya apakah pengurangan rasa takut ini yaitu hasil pembelajaran otak yg berkaitan dengan bau dan rasa takut atau berkaitan dengan memori baru yg diasosiasikan dengan bau.Baca juga:
Masih menderita insomnia? Cobalah minum ramuan pisang dan kayu manis
Sumber: http://www.merdeka.com