Perempuan yg mengenakan hijab ini bercerita, pada November 2015 sempat mengalami pendarahan hebat. Namun bukannya mendapatkan penanganan cepat, dia terpaksa harus menunggu selama tiga hari karena memakai BPJS di Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang.
“Saya telah sempat diinfus. Saya harusnya kelas satu, tapi di kelas tiga di bangsalnya. Begitu banyak tempat tidur 18-20. Setelah bisa sehari baru dipindahkan kelas satu. Kenapa harus ada tarik urat? Kedua kenapa enggak segera ditangani,” katanya di Rumah Pemenangan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (28/11).
Mendapatkan keluhan itu, Basuki atau akrab disapa Ahok ini mengungkapkan, kini warga mampu melaporkan persoalan serupa dengan menghubungi nomor 112. Jika sampai terjadi penolakan atau pihak rumah sakit memperumit administrasi maka laporkan saja, sebab mereka mulai dipindahkan ke rumah sakit punya Pemprov DKI.
“Kalau ada persoalan lapor kalian (dengan hubungi) 112. Kalau lapor, aku mulai kirim orang bagi urus. Di swasta yg menolak tindakan cepat, biar kita yg tangani,” tegasnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan, permasalahan seperti Juwita telah kadang didapatkannya. Salah sesuatu penyebabnya adalah banyak orang yg tak memiliki jiwa melayani, terlebih bagi persoalan kesehatan.
“Kita ini enggak ada budaya melayani orang, makanya kalian butuh bapak ibu lapor supaya nanti kalian pecat-pecatin. Jadi nanti kalian hanya ada yg mau melayani saja,” tutup Ahok.Baca juga:
Datangi Rumah Lembang, Gading Marten nyatakan dukung Ahok-Djarot
Aksi Ahok-Djarot nge-rap bareng Iwa K dan Gading Marten
Mannequin Challenge ala Ahok-Djarot, ajak warga acungkan beberapa jari
Ahok minta RT RW laporan via Qlue bukan grup Whatsapp lurah & camat
Di depan pendukung, Ahok janji perbaiki kelakuan dan sikapnya
Kampanye Rakyat, Ahok-Djarot gelar jamuan makan berbayar
Sumber: http://www.merdeka.com