Tokyo, KompasOtomotif – Mazda Motor Jepang menyatakan diri tak memiliki rencana membangun pabrik di Amerika, meski Donald Trump mengancam mulai menaikkan pajak atas barang impor. Amerika sendiri juga yaitu pasar yg utama bagi Mazda.
Mengutip Wall Street Journal, Kamis (2/2/2017) perusahaan yg berbasis di Hiroshima ini tetap pada rencananya, meningkatkan produksi secara bertahap bagi pabriknya di Jepang dan Meksiko.
“Pada titik tertentu kalian mulai menghadapi kekurangan kapasitas produksi. Baru kemudian kalian mulai mempertimbangkan kembali peningkatan produksi, mengingat situasi global ketika ini,” ujar Akira Marumoto, pengawas bisnis Mazda di Amerika.
Mazda sendiri tergolong sebagai produsen mobil berskala kecil di Jepang. Hal ini juga salah sesuatu yg membuat mereka rentan terhadap potensi hambatan perdagangan baru.
Amerika menyumbang seperlima dari penjualan Mazda, pada sembilan bulan pertama tahun fiskal 2016, dan merka belum melakukan aktivitas produksi di sana sejak 2012. Delapan puluh persen dari mobil Mazda diproduksi di Jepang, yg pasarnya cuma berkontribusi 11 persen dari penjualan.
Mazda mengekspor 46.000 kendaraan ke Amerika pada 2016 dari pabriknya di Salamanca, Meksiko. Total, Mazda memproduksi 193.000 unit di sana, dan berharap buat meningkatkan angka itu menjadi 230.000 setiap tahunnya.
Saat ini, Gedung Putih menyampaikan pihaknya sedang mempertimbangkan pajak perbatasan 20 persen bagi produk dari negara-negara dengan mana Amerika memiliki defisit perdagangan. Trump bahkan ingin menegosiasi ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement/NAFTA)
Perjanjian tersebut, yaitu tiket produsen mobil termasuk Mazda, bebas bagi mengirim produk ke Amerika dari Meksiko. Namun, sulit untuk Mazda buat mengubah rencana yg telah dibangun dan dipersiapkan selama bertahun-tahun.
Nostalgia Ford
Ford Motor Co sesekali pernah memiliki saham mayoritas di Mazda, tetapi akhirnya dijual setelah krisis keuangan 2008. Sebagai bagian dari perpisahan itu, Mazda pada 2012 berhenti memproduksi mobil di pabrik Michigan bersama dengan Ford, dan menghabiskan 500 juta dolar atau Rp 6,67 triliun buat membangun pabrik di Meksiko.
Perusahaan mengatakan, laba bersih turun 32 persen pada kuartal ketiga tahun fiskal 2016, menjadi 23,8 miliar yen atau Rp 2,8 triliun, ini karena penjualan yg melemah di Amerika dan Jepang. Pada akhir tahun fiskal (yang berakhir di Maret 2017) ditargetkan laba bersih mencapai total 90 miliar yen, atau turun dari proyeksi sebelumnya di angka 100 miliar yen atau Rp 11,8 triliun.
Di Amerika, Mazda mengklaim memperoleh permintaan tinggi buat model CX-9 dan CX-3, tetapi secara keseluruhan penjualan turun 3 persen, di mana terbebani oleh permintaan yg lemah di segmen sedan. Sedangkan di China, pasar terbesar kedua Mazda, tumbuh 29 persen.
Sumber: http://otomotif.kompas.com