Jakarta, KompasOtomotif – Kelahiran kembali Volvo di Indonesia menjadi kesempatan baru untuk mengembalikan eksistensi merek yg sempat tenar di era 1980-1990-an ini. Segmen premium, pesaing Mercy dan BMW, sampai cap mobil menteri memang melekat pada nama Volvo kala itu.
Tapi, sekarang jangan berharap dulu, karena prinsipalnya telah berpindah tangan jadi punya grup otomotif asli China, Geely Holding dari Ford Motor Company, sejak 2010. Bahkan, isu “merek China” yg lekat dengan aksi menjiplak jadi warisan yg sulit dihindari.
Satya Saptaputra, Direksi Grup Garansindo, mengatakan, akuisisi yg dikerjakan Geely terhadap Volvo terjadi, tapi tak sampai masuk ke jajaran manajemen perusahaan. Selain itu, divisi pengembangan produk juga tetap dipertahankan sesuai standar Volvo yg dikenal sebagai merek “teraman” di dunia dan milik standar Eropa.
“Semua pure Volvo Swedia. Semua unit setir kanan yg nantinya diluncurkan mulai berstatus CBU (completely built up) Eropa,” kata Satya kepada KompasOtomotif, Rabu (1/2/2017).
Selain itu, kata Satya, memang berkat investasi yg dikerjakan Geely pada Volvo Cars Swedia, memungkinkan transformasi perusahaan terjadi. “Volvo melakukan transformasi global dan launching produk baru dengan platform 100 persen baru,” ucap Satya lagi.
Volvo Cars mengklaim sudah mencatat hasil penjualan terbaik dalam tiga tahun berturut-turut sampai 2016. Tahun lalu, penjualan naik 6,2 persen dibandingkan 2015 dengan total 534.332 unit. Volvo Cars di Asia Tenggara memberikan kontribusi yg krusial atas perkembangan ini, menghasilkan tingkat pertumbuhan sebesar 11 persen dari tahun ke tahun.
Sumber: http://otomotif.kompas.com