Bandung, KompasOtomotif – Besaran bea balik nama (BBN) mobil-mobil premium telah pasti mencekik, jumlahnya dapat di atas 30 persen dari harga off the road. Kendati bisa membayarnya, tetap saja beban tambahan itu bikin keder para orang kaya.
Salah sesuatu buktinya adalah ketika BMW Indonesia menggelontor program pembelian bebas BBN selama periode akhir tahun lalu. Menurut Vice President Corporate Communication BMW Indonesia Jodie O’tania, respons dari program itu begitu luar biasa.
”Jadi ketika program berlangsung, para pembeli cuma membayar dengan harga off the road. Bedanya (harga off the road dengan on the road) sih lumayan, dan besarannya tergantung dari banyak hal,” ujar Jodie di sela BMW Luxurious Journey, di Bandung, (31/1/2017).
Seperti biasa, BMW tidak mau menyebut jumlah pembeli atau konsumen yg tertarik memanfaatkan program tersebut. Jodie cuma menegaskan bahwa program ini membuat penjualan di akhir tahun meningkat signifikan.
Tapi memang, mampu dibayangkan, mobil-mobil seharga di atas Rp 700 juta atau sedan mewah yg banderolnya di kisaran Rp 1 miliar – Rp 2 miliar, biaya bea balik nama (BBN) dan pajak-pajak lainnya yg harus dibayarkan ketika membeli telah pasti mencekik.
”Makanya tergantung dua faktor, termasuk mereka tinggalnya di mana, itu mobil kena pajak progresif atau belum, dan banyak lagi. Makanya kalian tak pernah mengumumkan harga on the road,” kata Jodie.
Program bebas BBN yg BMW gelontor membuat konsumen tak perlu lagi memikirkan dana tambahan buat itu. Program ini berkalu sejak Oktober 2016, dulu diperpanjang hingga November, dan karena responsnya baik, BMW Indonesia harus mengakhiri program sampai Desember 2016.
Sumber: http://otomotif.kompas.com