Ternyata Sarang Semut Bisa Jadi Lauk Yang Sedap!

Travel1858 Dilihat

UDON THANI, KOMPAS.com – Di Indonesia, sarang semut atau disebut juga kroto tidak biasa disantap. Sarang semut rangrang ini lebih umum dijadikan makanan burung atau umpan pancing.

Namun siapa sangka, di Thailand, tepatnya di daerah Isan (sebutan untum regional Thailand bagian utara) sarang semut ini ternyata umum disantap sebagai lauk makan.

“Kami di sini menyebutnya Khai Mot Dang. Ini sarang semut biasa dimakan orang Isan. Kalau telah di Bangkok, makanan ini jauh lebih mahal,” kata Tom, pemandu tur lokal acara AEC Media Fam Trip Thailand Connect, Kamis (2/2/2017).

BACA JUGA: Rahasia Sukses Thailand Gaet Wisman Terbanyak di Asia Tenggara

Tom memesan sarang semut tumis buat makan malam kalian di restoran Krua Khun Nid yg berlokasi di 64 Soi Watphanonnivejh, Mak Khaeng, Udon Thani.

Sejujurnya bentuk sarang semut tumis itu tidak menggoda selera. Dengan bentuk lonjong bewarna putih susu ditumis hingga berminyak, lengkap dengan sayuran. Lauk ini tampak begitu asing, apalagi mengingat yang berasal masakan ini.

KOMPAS.COM/SILVITA AGMASARI Sarang semut masak kuah.

Namun demikian rasanya ternyata lezat! Sungguh patut dicoba. Teskturnya seperti menyantap telur ikan salmon di restoran Jepang, pecah begitu digigit. Bedanya, sarang semut memiliki rasa yg lebih creamy.

Ditumis dengan sayuran dan bumbu masakan juga membuat sarang semut semakin nikmat. Apalagi orang Thailand yg memang suka cita rasa pedas dan handal dalam menumis makanan atau disebut ‘pad’. Selain ditumis, sarang semut juga bisa dimasak kuah dengan campuran sayur, rebung, dan jamur. 

BACA JUGA: Thailand Juga Punya Kota Salju…

Harga seporsi sarang semut tumis di restoran Krua Khun Nid dihargai 150 Baht atau setara Rp 56.000. Jika di Bangkok, Tom menyampaikan harga seporsi sarang semut bisa mencapai 250 Baht atau setara Rp 95.000. 

Hanya saja jangan kecewa seandainya pergi berkunjung ke daerah Isan tidak mulai menemukan hidangan sarang semut. Sebab menurut Tom, sarang semut cuma ada ketika musim panas.

“Cuma ada ketika bulan Desember-April saja. Seperti sekarang ini bulan Februari,” kata Tom.

Sumber: http://travel.kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *